(by : Diky Zoelkifli AstMIS Kab. Sumedang)
69 tahun sudah bangsa indonesia memproklamirkan kemerdekaan, disadari atau tidak 69 tahun sudah bangsa ini memperingati setiap tahunnya, peringatan yang sarat dengan makna dari suatu kemerdekaan, dari mulai upacara pengibaran bendera baik di sekolah atau di kantor – kantor, mengheningkan cipta di Taman Makam Pahlawan atau dengan lomba – lomba unik dengan tema “kerjasama” dan “penuh perjuangan”.
Kalau kita perhatikan lomba – lomba yang ada di masyarakat sampai saat ini seakan tak lekang oleh waktu, buktinya kita masih bisa menyaksikan tiap tahunnya. Tahukah anda ternyata beberapa lomba itu mempunyai arti sendiri loh, mari kita simak;
Lomba Balap kerupuk
Mungkin ini adalah lomba paling populer saat tujuh belasan. Kerupuk yang diikat pada tali dan digantung yang tingginya di atas mulut peserta lomba. Aturan lomba nya, kedua tangan nggak boleh memegang tali dan kerupuk. Kedua tangan disembunyikan di belakang pinggang. Lomba ini bertambah seru ketika tali gantungan sering bergoyang akibat tarikan dari peserta lain.
Nah, lomba ini mempunyai makna, di jaman penjajahan dulu rakyat mengalami kesulitan dari mulai pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Bahkan untuk makan yang paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan karena hasil panen penduduk diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati kelaparan.
69 tahun sudah bangsa indonesia memproklamirkan kemerdekaan, disadari atau tidak 69 tahun sudah bangsa ini memperingati setiap tahunnya, peringatan yang sarat dengan makna dari suatu kemerdekaan, dari mulai upacara pengibaran bendera baik di sekolah atau di kantor – kantor, mengheningkan cipta di Taman Makam Pahlawan atau dengan lomba – lomba unik dengan tema “kerjasama” dan “penuh perjuangan”.
Kalau kita perhatikan lomba – lomba yang ada di masyarakat sampai saat ini seakan tak lekang oleh waktu, buktinya kita masih bisa menyaksikan tiap tahunnya. Tahukah anda ternyata beberapa lomba itu mempunyai arti sendiri loh, mari kita simak;
Lomba Balap kerupuk
Mungkin ini adalah lomba paling populer saat tujuh belasan. Kerupuk yang diikat pada tali dan digantung yang tingginya di atas mulut peserta lomba. Aturan lomba nya, kedua tangan nggak boleh memegang tali dan kerupuk. Kedua tangan disembunyikan di belakang pinggang. Lomba ini bertambah seru ketika tali gantungan sering bergoyang akibat tarikan dari peserta lain.
Nah, lomba ini mempunyai makna, di jaman penjajahan dulu rakyat mengalami kesulitan dari mulai pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Bahkan untuk makan yang paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan karena hasil panen penduduk diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati kelaparan.
Lomba Balap Karung
Peserta masuk ke dalam karung. Karung yang dipakai biasanya berjenis karung goni. Kemudian peserta dengan lari dengan cara meloncat untuk mecapai garis finis. Nggak jarang ada perserta yang terjatuh berguling-guling.
Nah, karung sendiri mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan secara merata sehingga yang ada hanyalah karung goni bekas. Kain yang berbahan kasar tersebut bila dipakai akan menyebabkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu.
Peserta masuk ke dalam karung. Karung yang dipakai biasanya berjenis karung goni. Kemudian peserta dengan lari dengan cara meloncat untuk mecapai garis finis. Nggak jarang ada perserta yang terjatuh berguling-guling.
Nah, karung sendiri mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan secara merata sehingga yang ada hanyalah karung goni bekas. Kain yang berbahan kasar tersebut bila dipakai akan menyebabkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu.
Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan pakaian yang sangat nggak layak pakai. Ada makna lain dari balap karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki di dalam karung. Seperti penjajah yang mengurung kebebasan rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Lomba Tarik tambang
Tarik tambang mempunyai makna bahwa persatuan sebagai modal utama untuk mengalahkan penjajah. Lomba ini ini juga mengajarkan bagaimana membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat menarik tambang dengan kuat sampai memenangkan lomba.
Lomba Panjat pinang
Siapa yang tidak tahu panjat pinang ? Lomba ini sering membuat tertawa penonton. Pemanjat yang sudah mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah. Mereka berusaha berkali-kali merebut hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli dan minyak.
Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling bahu-membahu. Filosofi dari lomba ini adalah dibutuhkan kerja sama dari seluruh warga Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari tangan penjajah.
Ketika peluit di bunyikan, secara serempak masing-masing anggota tim mencondongkan badan ke belakang dan menginjakan kaki ke tanah sedemikian rupa berharap menjadi pondasi yang kuat agar tidak dapat tertarik oleh lawan. Walhasil ketika perlombaan berlangsung, kelompok yang tidak lurus dalam garis perlombaan atau miring ke kiri dan miring ke kanan pasti akan kalah, malah ada salah seorang dari cluster lain yang belum waktunya ikut lomba, menyusup dan membantu cluster temanya yang saat itu berlomba, dan cluster itu pun tetap kalah.
Intinya tidak hanya fisik dan strategi bertahan saja dalam lomba ini, akan tetapi kompak dalam satu garis yang sama sehingga tim dapat mempunyai kekuatan bertahan dan menarik yang lebih besar, tentunya ini diperlukan strategi khusus yaitu, orang yang paling depan dan paling belakang harus mempunyai kekuatan tangan yang cukup kuat, karena dia adalah yang bertanggung jawab dalam mengendalikan arah tambang.
Begitu pun dalam suatu tim kerja, sebuah tim kerja akan berhasil apabila dia berada dalam garis yang seharusnya serta kerjasama dalam tim untuk saling menopang dan yang yang paling penting adalah orang yang di depan yang mengendalikan arah tambang sehingga anggota tim yang lain tinggal berkonsentrasi untuk membuat pondasi kaki yang kuat di tanah. Ada beberapa lomba lain yang di tandingkan, antara lain, lomba kelereng estafet, lomba memasukan potlot ke dalam botol dlsb. Dan yang paling penting adalah sesi tukar pendapat serta koordinasi dengan tim faskab, sesi ini dilakukan dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan seperti inti dari perayaan kemerdekan Republik Indonesia ini.
Tarik tambang mempunyai makna bahwa persatuan sebagai modal utama untuk mengalahkan penjajah. Lomba ini ini juga mengajarkan bagaimana membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat menarik tambang dengan kuat sampai memenangkan lomba.
Lomba Panjat pinang
Siapa yang tidak tahu panjat pinang ? Lomba ini sering membuat tertawa penonton. Pemanjat yang sudah mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah. Mereka berusaha berkali-kali merebut hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli dan minyak.
Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling bahu-membahu. Filosofi dari lomba ini adalah dibutuhkan kerja sama dari seluruh warga Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari tangan penjajah.
makna dari perlombaan-perlombaan di atas antara lain adalah, seorang manusia Indonesia harus pintar dalam berstartegi, kuat, tegar, dan bersatu atau membaur dalam suasana kekerabatan, mirip dengan sosok ideal seorang fasilitator pemberdayaan.
Para Fasilitator di Kabupan sumedang pada bulan agustus 2014 tidak ketinggalan ikut merayakan peringatan hari kemerdekaan yang ke 69, perayaan ini dilaksanakan di kampung ladang dalam suasana penuh keakraban.
Ada satu perlombaan yang sangat menarik dan berkesan pada saat di tandingkan, yaitu lomba tarik tambang. Di bagi dalam 6 cluster para Fasilitator bekerja sama dan saling memberikan dukungan, walaupun secara fisik cluster lawan lebih kuat di bandingkan clusternya, para peserta tidak gentar. Setelah dilakukan briefing di masing masing cluster untuk menentukan strategi, akhirnya pertandingan pun dilaksanakan. Ada yang menerapkan strategi yang kecil di depan yang besar di belakang, atau pun sebaliknya.
Para Fasilitator di Kabupan sumedang pada bulan agustus 2014 tidak ketinggalan ikut merayakan peringatan hari kemerdekaan yang ke 69, perayaan ini dilaksanakan di kampung ladang dalam suasana penuh keakraban.
Ada satu perlombaan yang sangat menarik dan berkesan pada saat di tandingkan, yaitu lomba tarik tambang. Di bagi dalam 6 cluster para Fasilitator bekerja sama dan saling memberikan dukungan, walaupun secara fisik cluster lawan lebih kuat di bandingkan clusternya, para peserta tidak gentar. Setelah dilakukan briefing di masing masing cluster untuk menentukan strategi, akhirnya pertandingan pun dilaksanakan. Ada yang menerapkan strategi yang kecil di depan yang besar di belakang, atau pun sebaliknya.
Ketika peluit di bunyikan, secara serempak masing-masing anggota tim mencondongkan badan ke belakang dan menginjakan kaki ke tanah sedemikian rupa berharap menjadi pondasi yang kuat agar tidak dapat tertarik oleh lawan. Walhasil ketika perlombaan berlangsung, kelompok yang tidak lurus dalam garis perlombaan atau miring ke kiri dan miring ke kanan pasti akan kalah, malah ada salah seorang dari cluster lain yang belum waktunya ikut lomba, menyusup dan membantu cluster temanya yang saat itu berlomba, dan cluster itu pun tetap kalah.
Intinya tidak hanya fisik dan strategi bertahan saja dalam lomba ini, akan tetapi kompak dalam satu garis yang sama sehingga tim dapat mempunyai kekuatan bertahan dan menarik yang lebih besar, tentunya ini diperlukan strategi khusus yaitu, orang yang paling depan dan paling belakang harus mempunyai kekuatan tangan yang cukup kuat, karena dia adalah yang bertanggung jawab dalam mengendalikan arah tambang.
Begitu pun dalam suatu tim kerja, sebuah tim kerja akan berhasil apabila dia berada dalam garis yang seharusnya serta kerjasama dalam tim untuk saling menopang dan yang yang paling penting adalah orang yang di depan yang mengendalikan arah tambang sehingga anggota tim yang lain tinggal berkonsentrasi untuk membuat pondasi kaki yang kuat di tanah. Ada beberapa lomba lain yang di tandingkan, antara lain, lomba kelereng estafet, lomba memasukan potlot ke dalam botol dlsb. Dan yang paling penting adalah sesi tukar pendapat serta koordinasi dengan tim faskab, sesi ini dilakukan dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan seperti inti dari perayaan kemerdekan Republik Indonesia ini.