Nunung @qihira (sumber data dari UPK Conggeang dan Ida Hamidah/FK Conggeang)
Kecamatan Conggeang terdiri atas 12 desa, salah satu desa yang cukup menarik untuk dipotret geliat perekenomiannya adalah Desa Narimbang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kelompok pengrajin makanan yang menjadi sumber usaha dan pendapatan bagi rumah tangga dan keluarga, dan secara langsung cukup mempengaruhi kondisi perekonomian desa. Suasana di Desa Narimbang saat kita menginjakkan kaki di wilayah perdesaannya cukup hangat karena ada beberapa sudut lingkungan rumah tempat berkumpul warga yang sedang mengerjakan produksi industri rumahan. Industri rumahan yang yang ada di wilayah desa Narimbang antara lain ada kelompok pengrajin Keripik Singkong yang sudah dipasarkan atau memasok rutin ke pasar Cirebon, ada juga produsen kluwek yang mengolah buah picung menjadi kluwek, dan yang menarik adalah produsen Emping, emping adalah penganan kering yang berbentuk tipis diberi balutan bumbu berasa manis, asem, dan pedas. Emping dibuat dari buah melinjo yang diproses dengan cara pengupasan, penyangraian, pengelupasan, pengepresan, penjemuran, penggorengan, dan diberi bumbu. Dari buah melinjo selain buahnya, kulitnya pun dapat dimanfaatkan menjadi penganan yang menarik yang oleh masyarakat setempat diberi nama “Ketring” atau “Jaket Kering”. Salah satu pengrajin Emping Melinjo adalah Ibu Iis sebagai Ketua Kelompok Citra Sari I, setiap hari dapat memproduksi emping melinjo sebanyak 100 - 150 kg, dan mempekerjakan masyarakat setempat sebanyak 23 orang, sebagian besar adalah kaum perempuan.
Mereka bekerja setiap hari dengan mendapatkan upah secara borongan/kelompok, dimana per kelompok harus melakukan proses pengolahan dengan upah per orang sebesar Rp 20.000. Rata-rata produksi emping per hari adalah sebanyak 100 – 150 kgyang dipasarkan di wilayah Desa, Kecamatan, dan sampai ke Cirebon. Pengusaha ini mendapatkan pinjaman dari UPK Conggeang, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp 30.000.000 dan memiliki jumlah anggota kelompok sebanyak 10 orang. Dan sudah mendapatkan pinjaman sebanyak 5 kali. Pinjaman dari UPK digunakan untuk menambah modal dalam hal pembelian bahan baku yaitu buah melinjo yang dibeli dari masyarakat sekitar untuk produk lokal dan dari luar seperti dari Banten dan wilayah lainnya di pulau Jawa, untuk ketersediaan bahan baku sudah ada pemasok buah melinjo yang rutin mengirim ke desa Narimbang. Pinjaman dari UPK sudah memberikan manfaat yaitu meningkatkan jumlah produksi, yang semula hanya memproduksi 60 - 90 kg per minggu sekarang sudah dapat memproduksi 600 kg per minggu. Pada tahun 2006 – 2014, kelompok ini pernah mendapatkan pinjaman dari Telkomsel Rp. 60.000.000,-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar