Kamis, 24 April 2014

GOOD PRACTICES FT KEC. TANJUNGKERTA KAB.SUMEDANG

Memfasilitasi Usulan Minoritas Menjadi Usulan yang Menarik Perhatian

 

Lokasi : dusun Gandasoli, Desa Sukamantri

Pernahkah melihat pemandangan semacam ini?? Sungguh miris memang, anak-anak sekolah dari kampung Warungjati, Desa Sukamantri berjuang untuk mendapatkan pendidikan dengan berjalan kaki menyebrangi sungai menuju madrasah.
”Hari gini masih ada kondisi seperti ini?!”. Komentar seperti itulah yang mungkin terlontar ketika melihat pemandangan ini. Kondisi tersebut diambil ketika musim kemarau, bagaimana jadinya jika anak-anak sekolah harus menyebrang dimusim hujan? Menurut informasi, anak-anak tersebut harus memutar melewati jembatan terdekat yang jarak tempuhnya +/- 3,5 km menuju madrasah.
 

 Sebenarnya kebutuhan jembatan penyebrangan bukanlah hanya bermanfaat bagi siswa madrasah MI saja, masyarakat di kampung Warungjati dan Gandasoli ini pun banyak yang bertani, ada warga Warungjati yang mempunyai lahan di Gandasoli atau sebaliknya, mereka berharap ada akses yang aman dan dekat guna keperluan aktivitas bertani mengolah lahan maupun mengangkut hasil panen.
Awalnya masyarakat ini agak pesimis ketika akan mengusulkan kebutuhan jembatan ini, mengingat dari sisi jumlah pemanfaat kecil dan alternatif prasarana masih dapat diatasi dengan memutar, mengingat ke-2 aspek tersebut adalah bagian penilaian penting dalam penentuan prioritas, baik di tingkat desa maupun kecamatan, tetapi kami tim fasilitator berusaha mendorong agar masyarakat tetap optimis dengan menampilkan sisi human interest dan visualisasi yang optimal ketika pemaparan expose oleh wakil pemanfaat kepada forum, yang pada dasarnya dapat menceritakan betapa bermanfaatnya prasarana jembatan tersebut dalam menunjang kegiatan masyarakat, terutama proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia bidang pendidikan disamping dukungan rekomendasi yang akurat dari Tim Verifikasi dalam memandang permasalahan. Ini dibuktikan dengan kesediaan swadaya masyarakat dalam komponen bahan maupun tenaga. Berdasarkan kriteria itu, forum yakin untuk memilih usulan jembatan menjadi salah satu prioritas, bahkan memperoleh ranking ke-5 dari 24 usulan se-Kecamatan Tanjungkerta pada Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan. 
Ini adalah pemandangan di sekitar lokasi dengan lahan pertanian di dua sisi sungai
Dalam kajian teknis, pilihan konstruksi dengan memandang banyak aspek maka dipilihlah Jembatan Gantung dengan Kabel Sling membentang sungai dengan span 30 m dan lebar 1.5 m dengan side span atau bentang luar masing-masing 10 m, menggunakan besi penyangga berupa menara setinggi 6 m WF 350/175 mm sebagai perletakkan / tumpuan seling utama penggantung ukuran 1,25 inch , dengan pertimbangan antara lain : 
  • Ekonomis untuk bentang relatif panjang tanpa pilar tengah bagi kebutuhan angkutan ringan. 
  • Metoda konstruksinya relatif mudah walaupun perlu tenaga ahli, terutama pada Fabrikasi dan Erection lebih lebih pada penentuan sentris titik pondasi dan angkur. 
  • Tidak memacu kerusakan lingkungan akibat perkembangan pembangunan yang tidak terkendali sebagi dampak dari mudahnya akses bagi kendaraan berat.
Tampak Jembatan Gantung
Tampak kegiatan swadaya masyarakat
Pemanfaat Siswa
Peresmian oleh Bupati Sumedang
Akhirnya, semua ini dapat disimpulkan bahwa usulan kegiatan tidak semata-mata harus berupa usulan dengan jumlah pemanfaat besar dan dari pengusul yang besar pula, melainkan seberapa manfaat usulan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar baik ekonomi, pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu. Dan ketika fasilitator teknik menentukan pilihan konstruksi bersama tim pelaksana desa harus mempertimbangkan banyak faktor seperti sisi ekonomis, keamanan, efektifitas dan terutama dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sekian paparan kami bila ini dapat dikategorikan sebagai Good Practice, semoga ada manfaat didalamnya. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar